Tersebar di 10 Lokasi, FKY 2019 hadirkan Program Menarik

Setelah 30 tahun dihelat kali ini FKY 2019 hadir dengan nama baru yaitu Festival Kebudayaan Yogyakarta. Sesuai dengan nomenklatur hanya 'K' nya saja berubah dari Kesenian menjadi Kebudayaan. Mengangkat tema MULANIRA: ruang | ragam | interaksi tahun ini FKY akan dilaksanakan pada 4 - 21 Juli 2019.



"Mulanira ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti wiwitan, dimulainya awal yang baru pertama kalinya Festival Kebudayaan Yogyakarta. Sekaligus ingin membelajarkan kembali kebudayaan Yogyakarta sebagai rumah di mana ragam budaya heritage, populer dan kontemporer saling berinteraksi membentuk budaya Yogyakarta." ungkap Paksi Raras Alit dalam press conference di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Rabu(26/6) sore.

Press conference di hadiri oleh Aris Eko Nugroho Kepala Dinas Kebudayaan, Eni Lestari Rahayu Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni, Paksi Raras Alit Ketua Umum FKY 2019, Gintani Nur Direktur Kreatif FKY dan Wahyudi Anggoro Hadi Lurah Panggungharjo.

FKY 2019 akan berlokasi di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Panggungharjo dipilih karena secara infrastruktur sudah mapan, area yang luas sehingga mampu menampung pengunjung FKY.

Tidak hanya berpusat di Kampung Mataraman, tetapi juga di 10 titik lainnya. Ada Telaga Julantoro, Lapangan Patmasuri, Pendhapa Art Space, Alun-alun Kidul, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Sonobudoyo, Museum Monumen Diponegoro, Museum Gunung Merapi dan Pasar Terban.



Kegiatan FKY 2019 akan dimulai pada 4 Juli 2019 dengan pawai di sekitar Malioboro yang diikuti oleh 2000 peserta lintas usia. Rombongan pawai mulai start dari dua tempat yaitu Kantor Kepatihan dan Lapangan Sewandanan. Kemudian berakhir di Alun-alun Utara.

"Pawai ini akan menjadi highligt FKY 2019. Pawai akan dimeriahkan oleh 100 penari yang menarikan Tari Kinanti Sandung." ungkap Eni Lestari.

Kinanti Sandung merupakan salah satu tembang Jawa yang akan diaransemen ulang menjadi jingle FKY 2019.

Pada 8-16 Juli 2019 akan ada pelaksanaan program Wirama, Wiraga, dan Wirasa. Wirama akan dilaksankan di Gedung Sonobudoyo dimana karya-karya lama akan ditampilkan kembali. Wiraga merupakan pameran instalasi publik yang akan berlokasi di Alun-alun Kidul. Sedangkan Wirasa adalah lokakarya yang dilakukan seniman musik bersama para siswa didik Taman Siswa.

Tak ketinggalan penampilan teater pada 17 Juli 2019 di Pendhapa Art Space yang menampilkan cerita dari naskah kuno namun dibawakan oleh orang-orang baru.

Di Pasar Terban akan ditampilkan potensi seni budaya Kampung Terban yang dibawakan oleh warga Terban sendiri. Kegiatannya berupa bazar, pentas ketoprak tuna netra, macapatan dan musik.

Museum Gunung Merapi juga akan menjadi spot panggung kontemporer di mana para seniman Yogyakarta mengekspresikan keahliannya dengan tema besar: Elektronika - Gamelan - Visual.

"FKY tahun ini akan lebih ramah lingkungan. Kami mengurangi penggunaan plastik dan kertas. Kita tunggu saja kejutan-kejutan FKY tahun ini." tambah Aris Eko Nugroho.



Di akhir acara jumpa pers juga dilaksanakan pemotongan tumpeng oleh Aris Eko Nugroho dan Eni Lestari Rahayu sebagai rasa syukur dan kelancaran FKY 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coday Coffee Lab&Roastery, Laboratorium Kopi di Pinggir Kota Jogja

Maison Daruma Coffee and Roastery, Roastery Bernuansa Jepang di Jogja

Satay Kato Kuliner Baru di Jogja