Warung Soto Daging Sapi Pak Parno, The Hidden Gem of Prawirotaman
Prawirotaman merupakan salah satu kawasan wisata yang sering dijuluki
Bali-nya Jogja. Banyak sekali kuliner, kafe-kafe hits bahkan hotel ada
di area ini. Tapi siapa sangka daerah yang modern ini masih menyimpan
hidden gem berupa kuliner yang khas dengan lidah orang Jogja.
Berada di jalan Prawirotaman III No. 711, Brontokusuman, Mergangsan,
Yogyakarta berdirilah Warung Soto Daging Sapi Pak Parno. Lokasinya
berada tepat di tengah-tengah Prawirotaman, sama saja jika kalian mau
lewat jalan Parangtritis atau lewat jalan Imogiri Barat.
Berbekal
petunjuk dari kawan, saya menyempatkan diri untuk mencicipi soto daging
sapi Pak Parno yang katanya sangat rekomended ini. Sesampainya di sana,
warung soto daging sapi Pak Parno tidak terlalu ramai karena hari sudah
beranjak siang. Hanya nampak bapak-bapak Polisi yang terlihat lahap
menyantap soto dan beberapa pelanggan lain.
Warung soto daging
sapi Pak Parno tidak terlalu luas. Sebuah rumah sederhana dengan tiga
pintu dan beberapa jendela. Gerobak soto daging sapi Pak Parno ada di
depan warungnya. Tersedia parkiran di sisi timur warungnya.
Langsung
saja saya memesan satu porsi soto daging sapi kepada seorang Ibu.
Awalnya saya pikir, Bapak-Bapak yang berjualan soto, ternyata penjual
soto daging sapi di warung ini adalah Bu Wasilah. Beliau ini putrinya
Pak Parno. Bu Wasilah berjualan soto daging sapi menggantikan Pak Parno
yang sudah meninggal dunia.
Semangkuk soto daging sapi panas sudah tersedia di meja. Lengkap
dengan nasi, bihun dan kubis. Selalu, setiap mencicipi makanan berkuah
saya rasakan dulu kuahnya. Eundeus gila! Kuah soto daging sapi
Pak Parno sungguh mantap. Segar, manis, gurih bercampur jadi satu.
Sebelas dua belas dengan taste soto Bu Pujo yang ikonik di Pasar
Bringharjo.
Taste soto daging sapi Pak Parno cocok banget dengan
lidah orang Jogja. Jika kalian pernah makan soto yang ada potongan
baceman tahunya, nah, hampir seperti itu rasanya. Itu baru kuahnya saja,
lho. Belum kalau dimakan lengkap. Setelah ditambah sambal dan jeruk
nipis rasa soto daging sapi Pak Parno menjadi jauh lebih mantap.
Warung
soto daging sapi Pak Parno buka setiap hari dari pukul 6.00 WIB hingga
habis. Tidak tetap habisnya, tergantung keramaian pengunjung. Saya
bersyukur masih mendapatkan seporsi soto daging sapi di sini, karena tak
lama setelah saya datang, Bu Wasilah memberitahu kepada setiap
pengunjung jika soto daging sapi buatan mereka telah habis.
“Ga mesti, Mbak. Kadang sebelum jam 12 siang dah habis. Kadang juga bisa sampai jam setengah 2 siang”, ungkap Bu Wasilah.
Sehari-hari Bu Wasilah menghabiskan 10 kg daging sapi, 5 kg babat dan
3 kg gajih untuk berjualan. Bahkan katanya, jika hari Minggu, Bu
Wasilah menghabiskan hingga 15 kg daging sapi. Warung soto daging sapi
Pak Parno selalu ramai setiap hari Sabtu dan Minggu. Pelanggannya pun
bermacam-macam dari berbagai kalangan, artis ibukota pun pernah makan di
sini.
“Suaminya Zaskia Sungkar itu, Mbak. Siapa namanya ya?
Irwansyah. Nah, itu pernah makan di sini. Kan nginep di hotel sebelah,
Mbak. Akhirnya disarankan kulineran ke sini”, ungkap Bu Wasilah.
Ya,
lokasi warung soto daging sapi Pak Parno yang strategis memang dekat
dengan hotel-hotel sekitaran Prawirotaman. Berada di kawasan wisata
membuat warung soto daging sapi Pak Parno laris manis. Sudah 20 tahun
warung soto daging sapi Pak Parno berdiri, pelanggannya masih setia
hingga kini. Menurut Bu Wasilah sendiri, awalnya Pak Parno berjualan
soto dengan cara berkeliling, kalau dihitung-hitung malah lebih dari 20
tahun sejarah soto daging sapi Pak Parno ini.
“Setiap weekend
banyak tuh, Mbak, anak-anak komunitas sepeda yang mampir makan di sini.
Ramai banget pokoknya, sampai lesehan saking penuhnya”, jelas Bu
Wasilah.
Mengenai harga, semangkuk soto daging sapi Pak Parno
sangat ramah di kantong. Meski sudah didatangi artis ibukota atau para
pejabat tinggi, semangkuk soto daging sapi Pak Parno dibandrol dengan
harga Rp11.000 untuk soto campur, Rp13.000 untuk soto pisah. Minumannya
pun hanya Rp2.000.
Sungguh murah sekali, kan? Yuk, agendakan nyoto di sini wahai pecinta soto
Komentar
Posting Komentar