Jogja Menyapa "Ngaruhke, Ngarahke" Ambyar Bersama Didi Kempot
Jogja Menyapa "Ngaruhke, Ngarahke" Tepung, Dunung,
Srawung menjadi acara pertama kali yang digelar untuk menyambut mahasiswa baru
di kota gudeg ini. Selasa malam(20/08), Paniradya Kaistimewaan bersama Fakultas
Ilmu Budaya UGM dan Bank Pembangunan Daerah DIY sukses menyapa para mahasiswa
baru di pelataran Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Apa itu Paniradya Kaistimewaan?
Bagi yang belum tahu, Paniradya Kaistimewaan adalah lembaga
baru yang mengelola dan mengatur program berkaitan dengan keistimewaan DIY.
Termasuk anggarannya juga. Lembaga ini menggantikan tugas Asisten Keistimewaan.
Paniradya Kaistimewaan saat ini dipimpin oleh Paniradya Pati Drs. Beni
Suharsono, M. Si.
"Kali ini kami mempunyai tanggung jawab ngaruhke,
ngarahke sekaligus nyrawungke kami pemerintah daerah dengan para warga baru Jogja yang akan
menempuh pendidikan di sini. Sugeng rawuh, nikmati Jogja senyaman-nyamannya,
semoga segera selesai menempuh pendidikan dan melanjutkan impiannya."
ungkap Drs. Beni Suharsono, M.Si.
Ngaruhke, Ngarahke, Tepung, Dunung, Srawung
Ngaruhke, Ngarahke dibuka oleh tari-tarian dari berbagai
daerah, yaitu tari khas Nusa Tenggara Timur, Tari Saman dari Aceh, Tari
Pergaulan dari Halmahera dan Tari Beksan Wanara dari Jogja. Dipandu MC kondang
Jogja yang istimewa yaitu Trio A(Alit, Anang, Awan) acara semakin menyenangkan.
Mereka juga sempat ikut menarikan tari Beksan Wanara.
Jogja Menyapa dihadiri oleh Wakil Gubernur DIY Sri Paduka
Paku Alam X mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam
sambutannya, beliau menyampaikan ucapan selamat datang kepada para mahasiswa
baru di kota Jogja istimewa ini dan terima kasih telah memilih Jogja menjadi
destinasi pendidikan. Jogja Menyapa merupakan sebuah ucapan untuk
"Ngaruhke, Ngarahke, Tepung, Dunung, dan Srawung" para mahasiswa agar
mengenal lebih dekat seluk beluk Jogja itu bagaimana.
Ngaruhke adalah menyambut tamu baru, menanyakan kabar,
ucapan selamat datang. Ngarahke yaitu memberikan informasi tentang adat
istiadat, budaya, norma yang ada di Jogja. Tepung yaitu berkenalan sebelum anda
dunung atau menempati tempat baru. Kemudian srawung untuk mengenal lebih dekat.
"Selamat menempuh pendidikan dan kehidupan baru di
Yogyakarta. Mari kita wujudkan Jogja Istimewa untuk anda, Jogja Istimewa untuk
kita, dan Jogja Istimewa untuk Indonesia." ungkap Sri Paduka Pakualam X
mewakili Gubernur DIY.
Selain Wagub DIY hadir pula Paniradya Pati Drs. Suharsono, M.Si, dan juga Dekan FIB UGM Wening Udasmoro, M.Hum, DEA. Mereka sangat antusias dalam menyambut mahasiswa baru dari seluruh Indoneisa ini. Semoga segera dapat beradaptasi dan tetap menjadi diri sendiri karena Jogja Istimewa untuk Indonesia.
Ambyar bersama DIDI KEMPOT
Selain dihibur oleh tari-tarian, Jogja Menyapa juga menghadirkan Kroncong Plesiran dan The Lord of
Broken Heart yaitu Didi Kempot. Jogja Menyapa menjadi sangat luar biasa ketika Didi Kempot tampil menghibur. Pelataran Soegondo menjadi
semacam lautan cendol ketika para Sobat Ambyar atau sebutan fans Didi Kempot
merapat ke panggung. Sama seperti saat mereka meneriakan jargon Cendol Dawet ketika lagu Pamer
Bojo Anyar dinyanyikan.
"Cendol dawet, cendol dawet
seger
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol cendol dawet dawet
Cendol dawet seger piro, lima ngatusan
Terus gak pake ketan
Terus gak pake ketan
Ji ro lu pat nem pitu wolu.."
Selain Pamer Bojo Anyar, Didi Kempot menyanyikan juga lagu
Cidro, Banyu Langit, Layang Kangen dan lain-lain. Membuat semua yang hadir
merasakan ambyar sak ambyar-ambyare. Tapi mereka jogedin aja, karena mereka
puas meluapkan perasaan sakit hati, kekecewaan mereka. Terlihat para sobat
ambyar dari berbagai kalangan, dari yang tua hingga muda berbaur joged bareng
bersama mengikuti lagu-lagu yang dibawakan oleh Didi Kempot.
Salah seorang mahasiswa FIB bernama Sarah mengapresiasi
bahwa acara ini sangat keren dan belum pernah ada sebelumnya.
"Keren banget mbak! Baru pertama kali di UGM, penutupan
PPSMB di FIB ada dangdutan, tapi dangdutan yang ini a new whole level banget.
Yang datang dari berbagai kalangan." ungkap Sarah.
Jogja Menyapa juga sangat ramai di jagad dunia Twitter. Terlihat dari trending topic di twitter dengan hastag #WongJogjaIstimewa dan #JogjaMenyapa. Didukung juga dengan hastag dari para #SobatAmbyar dan #SadStory
Kereeeen...
BalasHapusjosss
Hapus